Halaman

Qincay Office

Qincay Office

Rabu, 04 April 2012

Pengembangan Kurikulum Pendidikan Bahasa Arab

BAB I
PENDAHULUAN

         A.    Latar Belakang
Kurikulum memegang kedudukan kunci dalam pendidikan, sebab berkaitan dengan penentuan arah, isi dan proses pendidikan, yang pada akhirnya menentukan macam dan kualifikasi lulusan suatu lembaga pendidikan. Kurikulum menyangkut rencana dan pelaksanaan pendidikan baik dalam lingkup kelas, sekolah,daerah, wilayah maupun nasional. Semua orang berkepentingan dengan kurikulum, sebab kita sebagai orang tua, sebagai warga masyarakat, sebagai pemimpin formal ataupun informal selalu mengharapkan tumbuh dan berkembangnya anak, pemuda, dan generasi muda yang lebih baik, lebih cerdas, lebih berkemampuan. Kurilkulum mempunyai andil yang cukup besar dalam melahirkan harapan tersebut.
 Dalam makalah ini, kami berusaha menyajikan sesuatu yang berkenaan dengan Pengembangan Kurikulum, baik itu tentang langkah-langkah dan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum maupun faktor-faktor yang mempengaruhinya.

B.     Rumusan Masalah
Apa saja yang termasuk dalam langkah-langkah dan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum, apa faktor-faktor yang mempengaruhinya dan apa hambatan yang dialami dalam pengembangan kurikulum tersebut.

BAB II
PEMBAHASAN


A.    LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANAGAN KURIKULUM
Setelah mengetahui dan memahami berbagai pendekatan dan model yang dapat digunakan untuk mengembangkan kurikulum, kegiatan selanjutnya berkaitan dengan langkah-langkah apa saja yang harus ditempuh dalam pengembangan kurikulum tersebut. Secara umum lankah-langkah pengembangan kurikulum tersebut terdiri atas diagnosis kebutuhan, perumusan tujuan, pemilihan dan pengorganisasian materi, pemilihan dan pengorganisasian pengalaman belajar, dan pengembangan alat evaluasi.[1]
1.      Analisis dan Diagnosis Kebutuhan
Langkah pertama dalam pengembangan kurikulum adalah menanalisis dan mendiagnosis kebutuhan. Analisis kebutuhan dapat dilakukan dengan mempelajari tiga hal, yaitu kebutuhan siswa, tuntutan masyarakat dunia kerja, dan harapan-harapan dari pemerintah (kebijakan pendidikan). Kebutuhan siswa dapat dianalisis dari aspek-aspek perkembangan psikologis siswa, tuntutan masyarakat dan dunia kerja dapat dianalisis dari berbagai kemajuan yang ada di masyarakat dan prediksi-prediksi kemajuan masyarakat di masa yang akan datang, sedangkan harapan pemerintah dapat dianalisis dari kebijakan-kebijakan, khususnya kebijaan-kebijakan bidang pendidikan yang dikeluarkan, baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Hasil analisis dari ketiga aspek tersebut, kemudian didiagnosis untuk disusun menjadi serangkaian kebutuhan sebagai bahan masukan bagi kegiatan pengembangan tujuan. Hasil akhir kegiatan analisis dan diagnosis kebutuhan ini adalah deskripsi kebutuhan sebagai bahan yang akan dijadikan masukan bagi langkah selanjutnya dalam pengembanga kurikulum, yaitu perumusan tujuan.
2.      Perumusan Tujuan
Setelah kebutuhan ditetapkan, langkah selanjutnya adalah merumuskan tujuan. Tujuan-tujuan dalam kurikulum berhierarki, mulai dari tujuan yang paling umum (kompleks) sampai pada tujuan-tujuan yang lebih khusus dan opersional. Hierarki tujuan tersebut meliputi: tujuan pendidikan nasional, tujuan institusional, tujuan kurikuler, serta tujuan instruksional: tujuan instruksional umum dan tujuan instruksional khusus. Table di bawah ini memberikan rincian tentang struktur dari hierarki tujuan, dokumen tertulis, lembaga, dan dan penanggung jawab ketercapaiannya.

TUJUAN
DOKUMEN
LEMBAGA
PENANGGUNG JAWAB
Tujuan Nasional
UUD’45
MPR,DPR dan Presiden
Presiden
Tujuan Pendidikan Nasional
GBHN dan UUSPN
Depdiknas (Formal,Non- formal,dan informal)
Mendiknas
Tujuan Institusional
Kurikulum/GBPP
TK,SD,SMTP,SMU/SMK dan PT
Kepala Sekolah/ Direktur/ Rektor
Tujuan Kurikuler
Kurikulum/GBPP
Bidang Studi
Guru
Tujuan Instruksional
Rencana/ Persiapan Mengajar
Pembelajaran
Guru

3. Pemilihan dan Pengorganisasian Materi
Secara spesifik, yang dimaksud dengan materi kurikulum adalah segala sesuatu yang diberikan kepada siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Isi dari kegiatan pembelajaran tersebut adalah isi dari kurikulum. Isi atau bahan tersebut disusun dalam berbagai program pendidikan berdasarkan jenis dan jenjang sekolah, kemudian dikemas dalam berbagi bidang studi yang kemudian dijabarkan dalam pokok dan subpokok bahasan, yang secara lebih rinci disusun dalam bentuk bahan pengajaran dalm berbagi bentuknya. Ada beberapa jumlah criteria yang dapat dipertimbangkan dalam pemilihan materi kurikulum, antara lain:
a. Materi kurikulum harusdipilih berdasarkan tujuan yang hendak dicapai
b.Materi kurikulum dipilih karena dianggap berharga sebagai warisan budaya (positif) dari generasi masa lalu
c. Materi kurikulum dipilih karena berguna bagi penguasaan suatu disiplin ilmu
d.                  Materi kurikulum dipilih karena dianggap bermanfaat bagi kehidupan umat manusia untuk bekal hidup di masa kini dan masa yang akan dating
e. Materi kurikulum dipilih karena sesuai dengan kebutuhan dan minat anak didik (siswa) dan kebutuhan masyarakat.

4. Pemilihan dan Pengorganisasian Pengalaman Belajar
Setelah materi kurikulum dipilih dan diorganisasikan langkah selanjutnya adalah memilih dan mengorganisasikan pengalaman belajar. Cara pemilihan dan pengorganisasian pengalaman belajr dapat dilakukan dengan menggunakn berbagai pendekatan, strategi, metode serta teknik yang disesuaikan dengan tujuan dan sifat materi yang akan diberikan. Pengalaman belajar siswa bias bersumber dari pengalaman visual, pengalaman suara, pengalaman perabaan, pengalaman penciuman, atau variasi dari visual, suara, perabaan, dan penciuman. Pengalaman belajar yang dipilih harus mencakup berbagai kegiatan mental-fisik yang menarik minat siswa, sesuai dengan tingkat perkembangannya dan merangsang siswa untuk belajar aktif dan kreatif.

5. Pengembangan Alat Evaluasi
Pengembangan alat evaluasi dimaksudkan untuk menelaah kembali apakah kegiatan yang telah dilakukan itu sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi kurikulum dapat dilakukan terhadap komponen-komponen kurikulum itu sendiri, evaluasi terhadap implementasi kurikulum, dan evaluasi terhadap hasil yang dicapai.[2]
B.     PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM
                  Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, kompetensi dasar, materi standar, dan hasil belajar, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar dan tujuan pendidikan.[3]

  1. Prinsip-prinsip Umum
Ada beberapa prinsip umum dalam pengembangan kurikulum, yaitu :
a.       Prinsip relevan, ada dua macam relevansi yang harus dimiliki kurikulum, yaitu relevan keluar dan relevansi di dalam kurikulum itu sendiri.
b.      Prinsip Fleksibilitas, kurikulum hendaknya memilih sifat lentur atau fleksibel.
c.       Prinsip kontinuitas, yaitu kesinambungan. Perkembangan dan proses belajar anak berlangsung secara berkesinambungan, tidak terputus-putus atau berhenti-henti.
d.      Prinsip praktis, mudah dilaksanakan, menggunakan alat-alat sederhana dan biayanya juga murah. Prinsip ini juga disebut prinsip efisiensi.
e.       Prinsip efektivitas. Walaupun kurikulum tersebut harus murah, sederhana, tetapi keberhasilannya tetap harus diperhatikan.[4]

  1. Prinsip-prinsip Khusus
Ada beberapa prinsip khusus dalam pengembangan kurikulum, yaitu :
a.       Prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan
Tujuan menjadi pusat kegiatan dan arah semua kegiatan pendidikan. Perumusan komponen-komponen kurikulum hendaknya mengacu pada tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan mencakup tujuan yang bersifat umum atau berjangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek (tujuan khusus). Perumusan tujuan pendidikan bersumber pada :
1)      Ketentuan dan kebijaksanaan pemerintah, yang dapat ditemukan dalam dokumen-dokumen lembaga Negara mengenai tujuan, dan strategi pembangunan termasuk di dalamnya pendidikan.
2)      Survai mengenai persepsi orang tua/ masyarakat tentang kebutuhan mereka yang dikirimkan melalui angket atau wawancara dengan mereka.
3)      Survai tentang pandangan para ahli dalam bidang-bidang tertentu, dihimpun melalui angket, wawancara, observasi, dan dari berbagai media massa.
4)      Survai tentang manpower.
5)      Pengalaman Negara-negara lain dalam masalah yang sama.
6)      Penelitian.

b.      Prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan
Memilih isi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan yang telah ditentukan para rencana kurikulum perlu mempertimbangkan beberapa.
1)      Perlu penjabaran tujuan pendidikan/pengajaran ke dalam bentuk perbuatan hasil belajar yang khusus dan sederhana. Makin umum suatu perbuatan hasil belajar dirumuskan semakin sulit menciptakan pengalaman belajar.
2)      Isi bahan pelajaran harus meliputi segi pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
3)      Unit-unit kurikulum harus disusun dalam tautan yang logis dan sistematis.[5]

c.       Prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar
Hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1)      Apakah metode/teknik belajar mengajar yang digunakan cocok untuk mengajarkan bahan pelajaran ?
2)      Apakah metode/teknik tersebut memberikan kegiatan yang bervariasi sehingga dapat melayani perbedaan individual siswa ?
3)      Apakah metode/teknik tersebut memberikan urutan kegiatan yang bertingkat-tingkat ?
4)      Apakah metode/teknik tersebit dapat menciptakan kegiatan untuk mencapai tujuan kognitif, afektif dan prikomotor ?
5)      Apakah metode/teknik tersebut lebih mengaktifkan siswa, atau mengaktifkan guru atau kedua-duanya ?
6)      Apakah metode/teknik tersebut mendorong berkembangannya kemampuan baru ?
7)      Apakah metode/teknik tersebut menimbulkan jalinan kegiatan belajar di sekolah dan di rumah, juga mendorong penggunaan sumber yang ada di rumah dan di masyarakat ?
8)      Untuk belajar keterampilan sangat dibutuhkan kegiatan belajar yang menekankan “learning by doing” disamping “learning by seeing and knowing”.[6]

d.      Prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pengajaran
1)      Alat/media pengajaran apa yang diperlukan. Apakah semuanya sudah tersedia ? bila alat tersebut tidak ada apa penggantinya ?
2)      Kalau ada alat yang harus dibuat, hendaknya memperhatikan : bagaimana pembuatannya, siapa yang membuat, pembiayaannya, waktu pembuatan ?
3)      Bagamaina pengorganisasian alat dalam bahan pelajaran, apakah dalam bentuk modul, paket belajar dan lain-lain ?
4)      Bagaimana pengintegrasiannya dalam keseluruhan kegiatan belajar ?
5)      Hasil yang terbaik akan diperoleh dengan menggunakan multi media.

e.       Prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian
1)      Dalam penyusunan alat penilaian (test) hendaknya diikuti langkah-langkah sebagai berkut;
Rumuskan tujuan-tujuan pendidikan yang umum, dalam ranah-ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Uraikan ke dalam bentuk tingkah-tingkah laku murid yang dapat diamati. Hubungkan dengan bahan pelajaran. Tuliskan butir-butir test.
2)      Dalam merencanakan suatu penilaian hendaknya memperhatikan beberapa hal;
Bagaimana kelas, usia, dan tingkat kemampuan kelompok yang akan ditest ?
Berapa lama waktu dinutuhkan untuk pelaksanaan test ?
Apakah test tersebut berbentuk uraian atau objektif ?
Berapa banyak butir test perlu disusun ?
Apakah test tersebut diadministrasikan oleh guru atau oleh murid ?
3)      Dalam pengolahan suatu hasil penilaian hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Norma apa yang digunakan di dalam pengolahan hasil test ?
Apakah digunakan formula quessing ?
Bagaimana pengubahan skor ke dalam skor masak ?
Skor standar apa yang digunakan ?
Untuk apakah hasil-hasil test digunakan ?[7]

Kemudian dalam pendapat lain, ada beberapa prinsip yang umum digunakan dalam pengembangan kurikulum, antara lain:[8]
1. Prisip Berorientasi pada Tujuan
                        Prisip ini menegaskan bahwa tujuan merupakan arah bagi pengembangan komponen-komponen lainnya dalam pengembangan kurikulum. Untuk itu tujuan kurikulum harus jelas, artinya tujuan kurikulum harus dapat dipahami dengan jelas oleh para pelaksana kurikulum untuk dapat dijabarkan menjadi tujuan-tujuan lainnya yang lebih spesifik dan operasional.
2. Prinsip Kontinuitas
            Prisip kontinuitas dimaksudkan bahwa perlu ada kesinambungan khususnya kesinambungan bahan materi kurikulum pada jenis dan jenjang program pendidikan. Bahan atau materi kurikulum perlu dikembangkan secara berkesinambungan mulai dari jenjang SD, SLTP, SMU/SMK sampai ke PT.
3. Prisip Fleksibilitas
            Fleksibilitas sebagai salah satu prinsip pengembangan kurikulum dimaksudkan adanya ruang gerak yang memberikan sedikit kelonggaran dalam melakukan atau mengambil suatu keputusan tentang suatu kegiatan yang akan dilaksanakan oleh pelaksana kurikulum di lapantgan.
 Selain itu prisip fleksibilitas juga terkait dengan adanya kebebasab sisa dalam memilih program studi yang dipilih. Artinya, pengembang kurikulum atau sekolah harus mampu menyediakan berbagai program pilihan bagi siswa. Selain memberi kebebasan pada siswa, fleksibilitas juga perlu diberikan kepada guru, khususnya dalam mengembangkan kegiatan-kegiatan pembelajaran, aslkan tidak menyimpang jauh dari apa yang telah digariskan dalam kurikulum.
4. Prinsip Integritas
            Integritas yang dimaksud di sini adlah keterpaduan, artinya pengembangan kurikulum harus dilakukan denga menggunakan prinsip keterpaduan. Prinsip ini menekankan bahwa kurikulum harus dirancang untuk mampu membentuk manusia yang utuh, pribadi yang integrated. Keterampilan hidup bukan sekedar keterampilan manual dan bukan pula keterampilan untuk bekerja tetapi suatu keterampilan untuk hidup yang dapat dipilah menjadi lima kategori, yaitu:
a. Keterampilan  mengenali diri sendiri (self awareness) atau keterampilan personal (pers)
b. Keterampilan berpikir rasional (thinking skill)
c. Keterampilan social (social skill)
d. Keterampilan akademik (academic skill)
e. Keterampilanvokasional (vocational skill)[9]

C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBANGAN KURIKULUM
      1.  Perguruan tinggi
a. Dari pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan di perguruan tinggi umum.
b.  Dari pengembangan ilmu pendidikan dan keguruan serta penyiapan guru-guru di Perguruan Tinggi Keguruan.

2.   Masyarakat
Perkembangan dunia usaha yang ada di masyarakat mempengaruhi pengembangan kurikulum sebab sekolah bukan hanya mempersiapkan anak untuk hidup, tetapi juga untuk bekerja dan berusaha.

3.      Sistem nilai
Masalah utama yang dihadapi para pengembang kurikulum menghadapi nilai adalah, bahwa dalam masyarakat nilai itu tidak hanya satu.[10]

D.    HAMBATAN-HAMBATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM

1.      Guru kurang berpartisipasi dalam pengembangan kurikulm
2.      Kekurangsesuaian pendapat, baik antara sesama guru maupun dengan kepala sekolah dan administrator.
3.      Karena kemampuan dan pengetahuan guru sendiri.
Hambatan lain datang dari masyarakat. Untuk pengembangan kurikulum dibutuhkan dukungan masyarakat baik dalam pembiayaan maupun dalam memberikan umpan balik. Hambatan lainnya yang dihadapi adalah masalah biaya.[11]
BAB III
PENUTUP

Ø  Kesimpulan
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, kompetensi dasar, materi standar, dan hasil belajar, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar dan tujuan pendidikan.
Dalam pengembangan kurikulum banyak pihak yang turut berpartisipasi, yaitu : administrator pedidikan, para ahli, guru dan orang tua murid.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Kurikulum adalah perguruan tinggi, masyarakat dan system nilai.

Ø  Saran
Penulis menyadari sebagai manusia biasa yang tak lepas dari kekurangan yang membawa ketidaksempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat kostruktif demi kesempurnaannya dimasa mendatang.

DAFTAR PUSTAKA

Asep Herry Hernawan, dkk, “Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran” ().
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, Edisi 1 Universitas Terbuka, Bandung: PT Remaja Rosdakarya 1997
Nana Syaodih Sukmadinata. Pengembangan Kurikulum, Bandung : PT Remaja Rosda Karya, 2005.



[1] Asep Herry Hernawan, dkk, “Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran” Modul 3 (                     )
[2]  Ibid, hal 3.7
[3] Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, Edisi 1 Universitas Terbuka, Bandung: PT Remaja Rosdakarya 1997
4 Ibid, hal.150

[5]  Ibid, hal. 150-152
[6]  Ibid, hal.153
[7] Ibid, hal.153-155
[8] Asep Herry Hernawan, Op. Cit.,hal. 3.12
[9] Ibid, hal. 3.14
[10] Nana Syaodih Sukmadinata. Pengembangan Kurikulum, (Bandung : PT Remaja Rosda Karya, 2005).

[11]  Ibid

Tidak ada komentar: