Wahai hamba Allah yang Bertakwa..
Berbahagialah dan bersyukur pada-Nya atas nikmat istri yang
Allah karuniakan kepadamu.. Dengannya terjagalah jiwa dan tubuhmu dari
melakukan hal-hal yang diharamkan-Nya..
Ketika habis masa bulan madumu,… tiba-tiba kini engkau
tidak lagi memiliki waktu. Waktu untuk bergurau dan bercengkrama dengan istri
tercinta. Bila sang istri meminta, kaupun berkilah betapa lelah dan penatnya
hari-harimu disibukkan dengan pekerjaanmu. Rumah hanya menjadi hotel untukmu..
datang dan pergi sesuka hatimu. Ketika kepalamu menyentuh bantal engkau
mendengkur laksana tiada orang lain di sisimu.
Wahai para suami Rasulullah telah bersabda: “ Sesungguhnya
istrimu memiliki hak atasmu ” (dikeluarkan oleh Muslim 3652, Ahmad 26917,
Abu Dawud 2285).
Istri adalah wanita lemah lembut yang menginginkan
kasih sayang, cinta kasih, keramahan dan kebajikan. Karena itu hendaklah suami
senantiasa bertakwa kepada Allah dalam menghadapi istri dengan memberikan kasih
sayang, kelembutan, kesetiaan dalam menjaganya, memberinya nafkah sesuai dengan
kemampuan suami, pakaian dan janji setia. Sebagaimana yang dikumandangkan oleh
beliau pada haji Akbar (dalam hadits yang sangat panjang) yaitu ketika
mengumumkan hak-hak wanita dan hak seluruh manusia, beliau bersabda: Allah,
Allah, pada wanita karena mereka itu adalah tawanan disisi kalian.
" Dan saling berpesanlah agar berlaku baik
terhadap wanita " (hadits riwayat Tirmidzi, hasan shahih) adalah
Aisyah ketika ditanya tentang perilaku Rasulullah yang paling membekas dan berkesan
dikalbunya sepeninggal beliau maka ia hanya mampu meneteskan airmata seraya
berkata, " Semua sikap dan perilakunya mengesankan bagiku "
( kaana kullu amrihi ‘ajabani). Bagaimana tidak Rasulullah seakan selalu punya
waktu untuknya. Rasulullah pernah mengajaknya berlomba lari, beliau Shalallahu
alaihi wassalam pernah kalah dan pada kesempatan yang lain beliau
memenangkannya sehingga beliau tertawa seraya berkata, “ Ini adalah
pembalasanku dari kekalahanku yang dulu ”. Adakah hal ini dicontoh oleh para
suami,..??? Tidaklah harus di lapangan atau dijalan raya cukuplah ketika tidak
ada orang lain dirumah kita bisa melakukannya.
Justru yang sering kita dengar dan membuat hati ini
miris dan berduka, istri yang lari ketakutan karena dikejar-kejar suaminya yang
sedang marah, yang dimana jika kita bertanya bagaimana keadaan rumah tangganya
tiba-tiba airmata yang keluar, tampak kesedihan dan kebencian diwajahnya.
Yang hadir adalah rasa
takut, jengkel, duka dan lara bila mendengar suaminya di sebut. Sebab yang tergambar
dalam benaknya adalah masa-masa yang penuh penderitaan, penganiayaan, dan duka
nestapa yang dijalaninya bersama suaminya. Tidakkah para suami membaca hadits
ini,..??? Dari Abu Hurairah, “ Rasulullah bersabda, Orang mukmin yang
paling sempurna imannya ialah yang paling baik akhlaknya, dan orang yang paling
baik diantara kalianialah yang paling baik terhadap istrinya ”
(HR.Tirmidzi, Ibnu Hibban, hadits hasan shahih). Dalam suatu lafazh dari hadits
Aisyah di sebutkan, “ Yang paling lemah lembut diantara mereka terhadap
keluarganya ” (HR. Tirmidzi dan Hakim). Dalam riwayat lain, juga dari
Aisyah disebutkan, “ Yang paling baik diantara kalian adalah yang paling
baik terhadap keluarganya dan aku adalah yang paling baik di antara kalian
kepada keluargaku ” (HR. Ibnu Hibban dalam kitab Sahihnya).
Kepada Allah kita memohon pertolongan..
Istri bagi mereka disamakan dengan telepon genggam
dan mobil. Mereka tidak berusaha mengurus rumah tangga dengan baik.
Kecenderungan mereka adalah bersenang-senang dengan para wanita serta mencari
kenikmatan dari setiap wanita, sehingga hal itu menjadikan mereka sering
melakukan thalak dan nikah. Padahal Rasulullah telah bersabda, " Aku
tidak menyukai laki-lakiyang senang mencicipi wanita dan wanita yang senang
mencicipi laki-laki " (HR. Thabrani dan Daruquthni).
Semoga Allah memberi mereka hidayah dan menunjuki
mereka kejalan yang lurus, amin...
Hal lain yang sering dilakukan para suami adalah
seringnya mereka memukuli para istri ketika mereka sedang emosi atau marah. Mereka
beralasan dengan memukul istri maka istri mereka akan takut kepada suami, suami
menjadi berwibawa. Padahal bila mereka mau sedikit melirik kepada Rasulullah,
beliau adalah manusia yang paling berwibawa akan tetapi tidak pernah ditemukan
beliau memukul istri-istrinya tangan beliau hanya digunakan untuk memukul
musuh-musuh Allah.
Wahai para suami,…. setiap
rumah tangga tentu mempunyai problema karena memang demikianlah sebagai ujian
dan cobaan bagi hamba-hamba-Nya yang beriman. Sebagai seorang suami dan kepala
rumah tangga dituntut untuk pandai dan cermat menyiasati apa yang terjadi
diantara hubungan mereka berdua. Kelapangan hati untuk meredam emosi akan
membawa pada kebaikan dan keindahan. Kehalusan sikap akan mencairkan hati yang
beku dan melunakkan gunung yang keras. Lihatlah bagaimana Rasulullah dalam
menghadapi kemarahan Aisyah, beliau justru tersenyum menghadapi hal itu dengan
penuh kesabaran dan keagungan.
Atau engkau bisa melihat
kepada Umar bin khattab amirul mukminin ketika sahabat datang ingin mengadukan
perihal istrinya justru ia mendapati suara istri Umar lebih tinggi dan nyaring
dibandingkan dengan suara Umar. Karena Umar adalah seorang yang bijak, maka ia
berkata, “ Kehidupan itu harus ditempuh dengan cara yang ma’ruf. Ia adalah
istriku.Ia membuatkan untukku roti, mencucikan pakaianku dan melayaniku. Jika
aku tidak berlemah lembut padanya maka kami tidak akan hidup bersama ”.
Tidakkah engkau menyimak perkataan Umar,..??? Semoga Allah meridhainya beliau
adalah seorang Amir al-Faruq yang tegas dan berwibawa yang ditakuti
musuh-musuhnya bahkan iblispun takut berpapasan dengannya.
Lihatlah bagaimana ia lemah lembut dan mengalah
terhadap kemarahan istrinya. Atau sejenak engkau berkaca pada Ali, dalam hadits
shahih, rasulullah datang kerumah Fatimah putrinya untuk menanyakan padanya
tentang Ali radhiyallahu anhu. Lalu Fatimah radhiyallahu anha menjawab, “
Aku telah marah padanya sehingga ia keluar ” .(HR. Bukhari no.436 dan
Muslim no.6182). Ali memilih keluar daripada bersitegang dan bertengkar dengan
istrinya.
Duhai para suami tercinta,…engkau berharap
istri-istrimu mencintaimu dengan sepenuh hati. Engkau meminta mereka untuk
setia dan taat kepadamu. Engkau meminta mereka agar bakti dan kasihnya tercurah
padamu. Engkau mendambakan agar mereka merindukanmu ketika jauh darimu. Tapi
engkau lupa menyematkan cinta kasih dihati istri-istrimu..
Cukuplah ayat dibawah ini sebagai penutup dan
renungan bagi para suami yang mendambakan kebahagiaan dalam rumah tangga mereka
di dunia dan akhirat. “ dan pergaulilah mereka dengan cara yang patut
kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, maka bersabarlah karena mungkin kamu
tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak
” (QS. An-Nisaa : 19)
Wallahu a’lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar